Kamis, 04 Februari 2016

PERLAWANAN SULTAN AGUNG TERHADAP VOC



PERLAWANAN SULTAN AGUNG TERHADAP VOC
 XI MIPA 2 SMAN 1 PARE
Karya Tulis Diajukan untuk Memenuhi Tugas Sejarah
Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015
Disusun Oleh :
XI MIPA-2/Kelompok 4

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
UPTD SMA NEGERI 1 PARE
Jl. Pahlawan Kusuma Bangsa No. 41 Telp. (0354) 391132 Pare – Kediri
                                                                       2015       
PERLAWANAN SULTAN AGUNG TERHADAP VOC
 XI MIPA 2 SMAN 1 PARE
Disusun Oleh Kelompok 4/XI MIPA-2
1.      Elsandhi Dewi Saputri               (08)
2.      Hafi Isa Ubadillah                                 (12)
3.      Joni Prianto Basuki                               (17)
4.      M. Maulana Badar                               (22)
5.      Nindia Muarifah                                    (26)
PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
UPTD SMA NEGERI 1 PARE
Jl. Pahlawan Kusuma Bangsa No. 41 Telp. (0354) 391132 Pare – Kediri
2015
KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis tentang perlawanan Sultan Agung terhadap VOC ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
       Kami sangat berharap karya tulis ini dapat berguna untuk mengetahui karakteristik Sultan Agung. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam karya tulis ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan karya tulis yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga karya tulis sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.




Kediri, 24 September 2015



Penulis













BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai puncak kejayaannya. Pada saat itu Mataram menguasai hampir seluruh Pulau Jawa. Sultan Agung merupakan Raja Mataram yang gigih memerangi VOC. Kedudukan VOC di Batavia dianggap Sultan Agung sebagai ancaman terhadap dominasi Mataram di Jawa. Selain itu, keberadaan VOC di Batavia juga menyebabkan penderitaan bagi para pedagang pribumi, karena VOC melakukan monopoli dan sering menghalang – halangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang di Malaka. Maka dari itu Sultan Agung mengirim pasukan Mataram ke Batavia untuk menyerang VOC.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana karakteristik perlawanan Sultan Agung terhadap VOC ?
2.      Bagaimana jalannya perlawanan Sultan Agung terhadap VOC ?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui karakteristik perlawanan Sultan Agung terhadap VOC ?
3.      Untuk mengetahui jalannya perlawanan Sultan Agung terhadap VOC ?










BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1636 Sultan Agung mengirim Pangeran Selarong (saudara seayah Sultan Agung, putra Panembahan Hanyakrawati dan selir Lung Ayu dari Panaraga) untuk menaklukkan Blambangan di ujung timur Pulau Jawa. Meskipun mendapat bantuan dari Bali, negeri Blambangan tetap dapat dikalahkan pada tahun 1640. Dalam masa Sultan Agung, seluruh Pulau Jawa sempat tunduk dalam kekuasaan Kesultanan Mataram, kecuali Batavia yang masih diduduki militer VOC Belanda. Sedangkan desa Banten telah berasimilasi melalui peleburan kebudayaan. Wilayah luar Jawa yang berhasil ditundukkan adalah Palembang di Sumatra tahun 1636 dan Sukadana di Kalimantan tahun 1622. Sultan Agung juga menjalin hubungan diplomatik dengan Makassar, negeri terkuat di Sulawesi saat itu.                     
 Sultan Agung berhasil menjadikan Mataram sebagai kerajaan besar yang tidak hanya dibangun di atas pertumpahan darah dan kekerasan, namun melalui kebudayaan rakyat yang adiluhung dan mengenalkan sistem-sistem pertanian. Negeri-negeri pelabuhan dan perdagangan seperti Surabaya dan Tuban dimatikan, sehingga kehidupan rakyat hanya bergantung pada sektor pertanian. Sultan Agung menaruh perhatian besar pada kebudayaan Mataram. Ia memadukan Kalender Hijriyah yang dipakai di pesisir utara dengan Kalender Saka yang masih dipakai di pedalaman. Hasilnya adalah terciptanya Kalender Jawa Islam sebagai upaya pemersatuan rakyat Mataram. Selain itu Sultan Agung juga dikenal sebagai penulis naskah berbau mistik, berjudul Sastra Gending.                                                                      
Di lingkungan keraton Mataram, Sultan Agung menetapkan pemakaian bahasa bagongan yang harus dipakai oleh para bangsawan dan pejabat untuk menghilangkan kesenjangan satu sama lain. Bahasa ini digunakan supaya tercipta rasa persatuan di antara penghuni istana. Sementara itu Bahasa Sunda juga mengalami perubahan sejak Mataram menguasai Jawa Barat. Hal ini ditandai dengan terciptanya bahasa halus dan bahasa sangat halus yang sebelumnya hanya dikenal di Jawa Tengah.                                                                  
Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai puncak kejayaannya. Pada saat itu Mataram menguasai hampir seluruh  Pulau Jawa. Sultan Agung merupakan Raja yang gigih memerangi VOC. Kedudukan VOC dianggap sebagai ancaman terhadap dominasi Mataram, selain itu keberadaan VOC di Batavia juga menyebabkan penderitaan bagi para pedagang pribumi karena VOC melakukan monopoli dan menghalang – halangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang di Malaka. Oleh karena itu Sultan Agung mengirim pasukan Mataram ke Batavia untuk menyerang VOC.
1.      Serbuan Pertama ke Batavia                                                                                        Perlawanan rakyat Mataram pertama terhadap VOC di Batavia dilakukan pada bulan Agustus 1628 yang dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso. Walaupun pasukan Mataram kelelahan akibat menempuh jarak yang sangat jauh dengan persediaan bahan makanan yang mulai menipis, pasukan Mataram mampu melakukan serangan terhadap VOC di Batavia sepanjang hari. Sebagian pasukan Mataram melakukan serangan mendadak melalui perairan laut Batavia serta sebagian lagi mendarat dan bermukim di daerah Marunda (terletak di sebelah timur Cilincing, Jakarta) untuk membangun benteng darurat yang terbuat dari bambu yang dianyam. Namun, benteng pertahanan darurat milik pasukan Mataram dan perkampungan rakyat untuk berlindung tersebut banyak dibakar kompeni.                                                                                                                                         Pada saat situasi demikian, datanglah pasukan bantuan dari Mataram yang dipimpin oleh Suro Agul-Agul, Dipati Uposonto, Dipati Mandururejo, dan Dipati Ukur mulai bergerak menyerang kota tetapi mendapat kesulitan karena tembakan yang gencar dilakukan oleh kompeni. Upaya yang dilakukan pasukan Mataram berikutnya adalah membendung Sungai Ciliwung agar penghuni benteng (Belanda) kekurangan air. Strategi ini ternyata cukup efektif, terbukti bangsa Belanda kekurangan air dan terjangkit wabah penyakit malaria dan kolera yang sangat membahayakan jiwa manusia. Kondisi pasukan Mataram yang kelelahan dan terserang penyakit memaksa pasukan Mataram mengundurkan diri sehingga perlawanan rakyat Mataram saat itu mengalami kegagalan.                                                          
2.      Serbuan Kedua ke Batavia
Setelah kalah dalam serangan pertama, Sultan Agung menyusun strategi untuk kembali menyerang Batavia. Belajar dari kekalahan Mataram pertama, Sultan Agung meningkatkan jumlah kapal dan persenjataan, Sultan Agung juga membangun lumbung – lumbung di Tegal dan Cirebon agar pasukan Mataram tidak kekurangan bahan makanan saat menyerang Batavia. Serangan kedua pasukan Mataram terhadap VOC terjadi tahun 1629. Dibawah pimpinan Dipati Puger dan Dipati Purbaya, 80.000 pasukan Mataram berhasil sampai di depan gerbang Batavia. Saat itu pasukan Mataram telah melengkapi diri dengan senjata api dan meriam.
   Dalam serangan ini pasukan Mataram berhasil menghancurkan benteng Hollandia dan mengancam menerobos masuk ke Batavia. Akan tetapi, serangan mereka terhenti oleh pertahanan pasukan VOC. Gubernur Jenderal J.P. Coen mengirim kapal perang ke Tegal dan Cirebon untuk membakar lumbung padi pasukan Mataram. Peristiwa ini menyebabkan pasukan Mataram yang bertempur di Batavia kekurangan bahan makanan. Akhirnya, setealh kelelahan dan kekurangan makanan, pasukan Mataram memutuskan mundur.VOC menganggap Mataram merupakan salah satu kerajaan yang menjadi ancaman besar bagi kekuasaannya. Oleh karena itu, VOC terus mengawasi gerak – gerik Mataram. Sepeninggal Sultan Agung , VOC berhasil melemahkan Mataram. Raja Amangkurat I yang menggantikan Sultan Agung justru bekerja sama dengan VOC. Mataram yang awalnya menjadi ancaman justru menjadi bergantung pada VOC. Kondisi ini menyebabkan timbulnya perlawanan di Mataram, salah satunya di pimpin oleh Trunojoyo. Dalam perkembangannya, VOC berhasil mengendalikan Mataram, Raja – raja Mataram selanjutnya berada di bawah pengaruh VOC.









BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Dalam masa Sultan Agung, seluruh Pulau Jawa sempat tunduk dalam kekuasaan Kesultanan Mataram, kecuali Batavia yang masih diduduki militer VOC Belanda. Sedangkan desa Banten telah berasimilasi melalui peleburan kebudayaan. Wilayah di luar Jawa yang berhasil ditundukkan oleh Keslutanan Mataram adalah Palembang dan Sukadaana (Kalimantan). Sultan Agung juga menjalin hubungan diplomatik dengan Makasar, negeri terkuat di Sulawesi saat itu. Sultan Agung berhasil menjadikan Mataram sebagai kerajaaan besar, namun melalui kebudayaan rakyat yang adiluhung dan mengenalkan sistem – sistem pertanian. Bahkan pelabuhan dan juga perdagangan di matikan dan di tutup, sehingga kehidupan rakyat pada masa itu hanya bergantung pada sektor pertanian.ia memadukan kalender hijriyah dengan kalender seka, hasilnya adalah terciptanya kalender Jawa Islam sebagai upaya pemersatu rakyat Mataram. Di lingkungan keraton Mataram, Sultan Agung menetapkan pemakaian bahasa bagongan yang harus di pakai oleh para bangsawan dan pejabat demi untuk menghilangkan kesenjangan satu sama lain. Sesuai dengan wasiatnya, Sultan Agung yang wafat tahun 1645 digantikan oleh putranya yang bernama Raden Mas Sayidin sebagai raja Mataram selanjutnya bergelar Amangkurat I.
3.2 Saran
            Setelah mengalami penjajahan dan penderitaan dari bangsa-bangsa asing akhirnya perjuangan pergerakan nasional berhasil mewujudkan cita-cita bangsa yakni kemerdekaan Indonesia. Hendaknya kita sebagai generasi penerus bangsa berkewajiban mempertahankan dan mengisi kemerdekaan tersebut dengan sebaik-baiknya, sehingga bangsa Indonesia tidak mengalami penjajahan kembali. Terutama dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan moral.



REFERENSI
1.      Buku PR Intan Pariwara Kelas 11 Semester 1
2.      Cakrawala Sejarah kelas XI

1 komentar:

  1. Titanium Head-mounted Earplugs - Stainless Steel
    The titanium microtouch titanium trim walmart head-mounted headset will offer an amazingly durable and stylish citizen titanium dive watch ear-set. Designed for use with a true titanium water bottle diamond tip, pure titanium earrings the men\'s titanium wedding bands earplugs are approximately

    BalasHapus